April, Penerimaan Bea dan Cukai Mulai Pulih

Fetry Wuryasti
03/5/2017 19:50
April, Penerimaan Bea dan Cukai Mulai Pulih
(Ist)

DIREKTUR Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Heru Pambudi mengatakan hingga 28 April 2017, tercatat penerimaan dari bea dan cukai sebesar Rp29,4 triliun atau mendekati realisasi periode sama tahun lalu sebesar Rp29,6 triliun. Meski lebih rendah, diyakini Heru, penerimaan akan pulih, terutama memasuki bulan April.

“Bahkan, penerimaan di April setara dengan kumulatif penerimaan di tiga bulan pertama di tahun ini. Memang di Januari dan Februari kita alami penerimaan yang drastis turun. Kemudian sudah mulai recovery terutama April yang sudah dimukai sejak Maret,” ujarnya di Jakarta, Rabu (3/5).

Dia jabarkan, total data penerimaan bea dan cukai sampai 2 Mei 2017 mencapai Rp31,27 triliun atau sekitar 16,35% dari total target penerimaan sebesar Rp 191,23 triliun.

Sementara sebelumnya penerimaan Januari-Maret 2017 hanya mencapai Rp15,5 triliun atau sekitar 8,1% dari target. Artinya, untuk di bulan April, penerimaan bea dan cukai berhasil mencapai Rp15,77 triliun atau setara dengan penerimaan kuartal I 2017.

“Rincian sampai 28 April, dari realisasi bea dan cukai tersebut adalah penerimaan bea masuk telah mencapai Rp10,2 triliun atau lebih rendah dari pencapaian periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp10,5 triliun. Penerimaan cukai baru mencapai Rp17,9 triliun, atau lebih rendah dari realisasi periode sama tahun lalu Rp18,4 triliun,”

Ia menjelaskan, penerimaan tersebut berasal dari penerimaan bea masuk sebesar Rp10,74 triliun, yang telah memenuhi 31,84% dari target sebesar Rp33,73 triliun. Khusus di April, penerimaan bea masuk mencapai Rp3,02 triliun. Sementara, kumulatif penerimaan bea masuk di kuartal I 2017 hanya sebesar Rp7,72 triliun.

Kemudian penerimaan cukai baru mencapai Rp17,9 triliun, atau lebih rendah dari realisasi periode sama tahun lalu Rp18,4 triliun.

"Cukai terdiri dari cukai tembakau sebesar Rp16,4 triliun, tahun kemarin Rp16,8 triliun. Kemudian, cukai minuman mengandung ethil alkohol sebesar Rp1,4 triliun, tahun kemarin juga Rp1,4 triliun," kata Heru.

Selain itu, realisasi penerimaan bea keluar telah mencapai Rp1,2 triliun atau melebihi realisasi periode yang sama 2016 sebesar Rp716 miliar. Namun penerimaan bea keluar di April tidak bertambah jika dibandingkan tiga bulan pertama, karena harga jual minyak mentah kelapa sawit menurun, sehingga pemerintah tidak bisa memungut bea keluar bagi ekspornya.

"CPO bulan ini (harganya) turun di bawah US$750 per ton atau dibawah syarat harga CPO untuk ditarik bea keluar, sehingga kami tidak bisa tarik bea keluar," kata Heru. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya