Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BERDASARKAN data Badan Pusat Statistik, barang-barang pada sektor konsumsi dalam negri melonjak sebesar 58,21%. Kenaikan tertinggi terjadi pada impor bahan makanan buah-buahan, permen, serta gula. Sementara, impor barang modal naik sebesar 18,8% didorong oleh kenaikan impor telepon seluler serta notebook.
Pengamat ekonomi Bhima Yudistira mengemukakan, dengan tren kenaikan impor yang makin besar, menandakan industri di dalam negeri, belum mampu menjadi substitusi impor. Padahal, saat ini, tren konsumsi kian membesar ditopang konsumsi rumah tangga dan pemerintah yang mencapai 50%.
Bila dihitung secara total, impor selama kuartal I tahun 2017 tercatat sebesar US$36,68 miliar, naik 14,83% dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Dengan lonjakan konsumsi, artinya butuh barang yang makin banyak. Kalau industri dalam negerinya tidak bisa memenuhi itu, tentu impor makin besar. Atau bisa juga, impor makin besar ini bukan juga karena industri tidak bisa memenuhi, tapi harga di dalam negeri tidak kompetitif, sehingga membuka keran impor besar-besaran," terang Bhima saat dihubungi, Rabu (1/5).
Bhima melanjutkan, impor barang konsumsi sepert barang elektronik mengalami kenaikan yang cukup melonjak. Sementara itu, impor makanan jadi dari Tiongkok mengalami kenaikan sebesar 40%. Semua produk itu ada di kategori barang konsumsi.
"Bahkan es krim pun diimpor, ini sudah keterlaluan," tegasnya.
Ia mengingatkan, jika impor yang selalu didahulukan, sementara kelas menengah kian membesar dengan konsumsi yang makin besar, tentu saja ada banyak dampak negatif. Daya saing rendah, dan jika ketergantungan, jika menyebabkan inflasi tinggi.
Belum lagi, saat ini, ada tren struktur perekonomian mulai bergeser dari sektor industri ke industri ke perdagangan. Ini sudah terlihat dari hasil survei Susenas BPS di 2017 tercatat 12,3 juta orang bergerak di bidang usaha perdagangan dan eceran.
"Sehingga sektor industri pengolahan tidak lagi diminati,lebih berpikir lebih baik menjadi importir barang jadi," ucap Bhima. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved