Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KONDISI pasar batubara yang mulai pulih mendorong kinerja operasi dan keuangan PT Adaro Energy Tbk. Dengan capaian target yang positif itu, perseroan memutuskan untuk membagikan dividen lebih dari US$101 juta pada 2016.
"Kami berhasil mencapai target dan kemajuan signifikan pada tahun lalu. Performa 2016 di luar ekspektasi. Strategi serupa juga akan diimplementasikan pada kinerja 2017," ujar Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir usai RUPST di Jakarta, Rabu (26/4).
Melalui RUPST, emiten dengan kode ADRO membukukan dana cadangan sebesar US$3,35 juta dari laba. Sedangkan 30% dari laba atau US$101,08 juta digunakan untuk pembayaran dividen tunai. Besaran laba ditahan yang dicatat Adaro tahun lalu mencapai US$ 230,20 juta.
Meski demikian, menilik prospek bisnis sepanjang tahun ini, Adaro memandang kegiatan usaha batubara masih dibayangi tantangan. Misalnya terkait kondisi alam dan gangguan cuaca. Karena itu Garibaldi mengatakan perseroan berupaya mengantisipasi kejadian abnormal agar suplai tetap berjalan.
Ia menyebut, di satu sisi, gangguan alam yang menimpa negara lain dapat menguntungkan perseroan. Misalnya terjadi masalah suplai batubara di Australia, sebagai negara tetangga Indonesia dapat mengambil alih suplai.
"Kebutuhan batubara untuk pembangkit listrik di Australia sangat strategis. Jika suplai batubara di sana tersendat, kita bisa ambil alih. Makanya kami terus memperkuat business model agar bisa menghadapi situasi yang challenging," imbuh Boy, sapaan akrabnya.
Lebih lanjut dia mengemukakan produksi batubara tahun ini cenderung konservatif dengan bertahan di kisaram 52-54 juta ton. Adapun serapan domestik dipatok 25%-26% dan sisanya ekspor. Produksi batubara juga dialokasikan untuk kebutuhan operasional pembangkit listrik yang dikelola anak perusahaan selaku IPP (independent power producer).
Salah satu proyek pembangkit berskala besar yang digarap Adaro ialah PLTU Batang berkapasitas 2X1.000 megawatt (Mw) yang sudah mencapai tahap financial closing pertengahan 2016 lalu.
"Perkembangan PLTU Batang berjalan baik, sudah tahap 30$%. Ke depan kita akan terus berpartisipasi salam tender PLN. Kita juga ingin masuk ke gas, berikut energi terbarukan. Tapi ini pelan-pelan ya," jelasnya.
(X-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved