Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KEDATANGAN sejumlah kapal raksasa dari perusahaan pelayaran di luar negeri harus dijadikan momentum awal terciptanya pelabuhan pindah kapal (transhipment port) di Indonesia. Karena itu, sejumlah kalangan mengusulkan agar biaya jasa pelabuhan diturunkan sehingga dapat meningkatkan tingkat keterisian kapal.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto serta Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Benny Soetrisno kepada Media Indonesia, kemarin (Senin, 24/4).
Carmelita mengatakan adanya kapal raksasa berkapasitas besar akan memberikan efisiensi karena barang-barang yang biasa di Indonesia dibawa kurir setiap pengirim, kini ada dalam satu kapal.
"Saat ini tinggal bagaimana usaha gigih dari pelayaran untuk mencari muatannya agar lebih banyak sembari diawasi agar dalam upaya tersebut tidak terjadi praktik-praktik yang tidak sesuai aturan," terang dia.
Carmelita berharap layanan kapal raksasa terus berjalan dan tidak hanya tiga bulan, tapi untuk seterusnya. "Untuk itu mungkin tarif kita harus 5%-10% lebih murah daripada Singapura, servis atau pelayanan kita pun harus setara dengan Singapura, dan paling penting angkutan mereka harus bisa mencapai paling tidak 3.000 teus sekali angkut," tandasnya.
Sebelumnya, melalui rilis Kementerian Perhubungan, dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (23/4), kedatangan kapal raksasa milik perusahaan pelayaran Prancis, Compagnie Maritime d'Affretement-Compagnie Generali Maritime (CMA CGM) Otello.
CMA CGM Otello ialah kapal peti kemas berkapasitas 8.500 teus dan panjang 334 meter. Kapal itu akan membongkar peti kemas impor sebanyak 844 teus dan memuat peti kemas ekspor (1.967 teus) sehingga total bongkar muat menjadi 2.811 teus.
Senada dengan Carmelita, Benny Soetrisno menilai kedatangan kapal besar berkapasitas 8,500 teus itu harus diiringi dengan penurunan biaya. Dengan begitu, pengusaha bisa menekan harga free on board (FOB) sehingga pesanan produk meningkat dan kapal besar bersinggahan di Tanjung Priok. "Imbasnya, tingkat keterisian kapal turut meningkat," ujar Benny.
Hub port
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan kedatangan kapal kali ini menandai dimulainya pelayanan kapal terjadwal oleh kapal-kapal CMA CGM dari dan ke Terminal JICT, Tanjung Priok. Pelayanan itu melayari rute ke Pelabuhan Los Angeles, Amerika Serikat, secara reguler setiap minggu dengan window Minggu-Senin dan dilayani dengan window time maksimal 24 jam.
Ia melanjutkan pada awal-awal pelayanan memang belum memuat banyak peti kemas transshipment karena para pelanggan masih menyesuaikan dengan dokumen transshipment langsung ke AS. Namun, CMA CGM menargetkan untuk membangun volume transshipment ekspor dari pelabuhan di wilayah lain di Indonesia yang dibawa kapal feeder domestik untuk dibawa kapal CMA CGM ke AS.
"Konsep hub and spoke seperti ini segera terealisasi dan Pelabuhan Tanjung Priok dapat menjadi hub port di Indonesia serta di Asia ke depannya," pungkas Budi.(Tes/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved