Kongres Ekonomi Umat Diminta Hasilkan Langkah Konkret

Syarief Oebaidillah
22/4/2017 22:10
Kongres Ekonomi Umat Diminta Hasilkan Langkah Konkret
(Ist)

KONGRES Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (KEU-MUI) yang diresmikan Presiden Joko Widodo diharapkan menghasilkan sejumlah langkah konkret dalam memajukan perekonomian umat. Hal tersebut dikemukakan Arifin Panigoro pada sesi diskusi KEU MUI bertemakan 'Arus Baru Ekonomi Indonesia' yang dipandu Yenny Wahid di Hotel Sahid Jakarta, Sabtu (22/4).

"Kita patut apresiasi MUI yang menggelar KEU juga apresiasi kepada Presiden Jokowi yang membuka dan merespons amat positif acara ini. Namun begitu, pemerintah tidak bisa sendirian, MUI dan masyarakat mesti menyambut dan saya harap kita semua dapat mewujuskannya dalam langkah konkret," kata Arifin yang juga pengusaha nasional pemilik grup Medco ini.

Dia mengusulkan pada sidang-sidang komisi KEU dapat dibuat langkah konkret. Dia mengajak ulama yang hadir dalam diskusi tersebut berpartisipasi, misalnya dalam mengelola modal pembiayaan dengan modal Ventura di sejumlah provinsi. Ia juga mengungkapkan pengalamannya dalam membantu modal Ventura yang perlahan tapi pasti berhasil mencetak 50 ribu Ventura.

"Dengan semangat bersungguh-sungguh kita menggarap selama 20 tahun dan bisa lahir 50 ribu Ventura," ungkap Arifin. Namun, ia mengakui tantangan pasti ada dan tidak berjalan mulus dalam mengembangkan Ventura. Arifin menyontohkan saat tsunami di Banda Aceh sempat hancur, tetapi sekarang sudah bangkit lagi. Ia mengusulkan satu langkah konkret ke depan dengan bermitra bersama pemerintah mengupayakan produk yang menambah gizi masyarakat.

"Kita kekurangan produksi protein, seperti makanan daging, telur, susu, dan lain-lain. Hal ini amat penting karena gizi anak kita harus baik, sebab mereka generasi masa depan bangsa yang harus cerdas. Jangan menjadi generasi tertinggal," cetusnya. Ia juga mengakui adanya kesenjangan ekonomi yang timpang tengah terjadi dalam kehidupan berbangsa saat ini.

Dalam hal itu, Ketua MUI KH Ma'ruf Amin mengatakan, pemerintah harus bisa memakmurkan rakyat. Jika warganya sejahtera, menurut dia, radikalisasi yang tengah melanda Indonesia juga akan hilang. "Iya Insya Allah. (Jika sudah makmur) tidak ada lagi radikalisme itu," katanya usai pembukaan KEU MUI.

Dia meyakini jika masyarakat Indonesia makmur dan sejahtera, tidak akan ada lagi pihak-pihak yang akan merusak kesatuan dan keutuhan bangsa. Maka dia pun sangat berharap adanya program yang bisa menghilangkan kesenjangan sosial. Kalaupun tidak bisa hilang, minimal diperkecil rentang kesenjangannya. Ma'ruf menyebut saat ini sekitar 15 orang kaya penduduk Indonesia menguasai sekitar 50% aset negara. Padahal, kata dia, masih banyak penduduk miskin di Tanah Air. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya