Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
LAWATAN Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Michael (Mike) Richard Pence ke Indonesia diakhiri dengan penandatanganan kesepakatan bisnis senilai lebih dari US$10 miliar dan kerja sama dalam menjaga perdamaian di kawasan Laut China Selatan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Mike Pence kemarin menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) Pertamina-Exxon Mobil terkait dengan LNG senilai US$6 miliar.
Exxon Mobil akan memasok LNG sebesar 1 juta ton per tahun ke Pertamina selama 20 tahun yang dimulai pada 2025.
Kesepakatan lain yaitu antara Pacific Infra Capital, PT Infra Cerdas Indonesia, dan PT PLN untuk pemasangan smart-metering di jaringan listrik Jawa-Bali dan turbin pembangkit listrik senilai US$2 miliar.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan Wakil Dubes AS untuk Indonesia Brian McFeeters menyaksikan penandatanganan MoU yang mencakup energi listrik, teknologi informasi, dan energi terbarukan dengan total nilai lebih dari US$10 miliar.
Perusahaan Indonesia dan AS yang terlibat ialah PLN-Applied Materials, Jababeka Infrastructure-Greenbelt Resources, PLN-Halliburton, PT Dirgantara Indonesia-Honeywell Aerospace, TNI-Lockheed Martin, dan PT Indonesia Power, PT Pembangkit Jawa Bali (PJB)-Powerphase.
Menteri Jonan dan McFeeters juga menyaksikan penganugerahan apresiasi pemerintah AS untuk kerja sama bisnis yang dinilai sukses antara perusahaan AS dan Indonesia, yakni Pemda Samarinda-Nextgen, Ormat-PLN, dan General Electric-PLN.
"Kesepakatan ini mencerminkan besarnya ketertarikan perusahaan AS untuk berinvestasi di Indonesia," kata Pence dalam sambutannya di Hotel Shangri-La, Jakarta.
"Tidak hanya rakyat Indonesia, tapi rakyat Amerika juga membutuhkan kerja sama di bidang ini," balas Wapres Kalla.
Mike Pence juga menemui komunitas warga dan pengusaha AS di Indonesia. Seusai berkegiatan, Pence dan rombongan langsung meneruskan kunjungan ke Australia.
Diplomasi damai
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir menambahkan, terkait dengan sengketa Laut China Selatan, Wapres AS menekankan pentingnya penggunaan diplomasi damai.
"Kunjungan Pence merupakan bentuk kepercayaan AS kepada Indonesia. Ini terlihat dari kunjungan Pence ke Indonesia yang bukan merupakan kunjungan balasan, berbeda dengan kunjungannya ke Jepang dan Australia," ungkap Arrmanatha.
Dosen Jurusan Hubungan Internasional FISIP UI Evy Fitriani menilai AS makin memercayai Indonesia karena kestabilan politik dan ekonomi yang terjadi di dalam negeri.
"Demokrasi berjalan di Indonesia, ekonomi tumbuh sekitar 5%-6% tiap tahun. Ini juga menjadi pesan kuat ke komunitas internasional bahwa kita stabil," ujar Evy.
Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perdagangan Benny Soetrisno pun merasa gembira atas lawatan Wapres AS tersebut.
"Meskipun hanya updating dari investasi eksisting perusahaan AS, hal ini memberikan sinyal positif, sebab Indonesia masih dipandang sebagai negara tujuan investasi. Selain itu, Indonesia masih menjadi negara sahabat dagang AS," terang Benny. (Dro/Mtvn/Ant/X-11)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved