Indonesia Teken Kerja Sama US$8 Miliar dengan Amerika Serikat

Rudy Polycarpus
20/4/2017 19:50
Indonesia Teken Kerja Sama US$8 Miliar dengan Amerika Serikat
(AFP PHOTO / POOL / Achmad Ibrahim)

WAKIL Presiden Amerika Serikat Michael Richard Pence meneken kerja sama bisnis dalam lawatannya ke Indonesia. Kesepakatan itu dilakukan ketika Pence bertemu dengan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla saat melakukan kerja sama bilateral di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (20/4).

Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, nilai yang diteken antara Mike Pence dengan Wapres Jusuf Kalla mencapai US$8 miliar. Kesepakatan bisnis yang diteken berkaitan dengan sektor energi, seperti konversi limbah menjadi energi, geothermal, hingga infrastruktur.

Kesepakatan bisnis, Retno melanjutkan, juga melibatkan perusahaan pelat merah masing-masing negara. Adapun perusahaan negara yang terlibat adalah Pacific Infracapital, Perusahaan Listrik Negara, Exxon, serta Pertamina.

"Indonesia dan AS berkomitmen untuk menjalin kemitraan strategis yang saling menguntungkan. Pasar AS juga sangat terbuka bagi produk Indonesia. Karena kata kuncinya adalah win-win. Kita tidak sekadang berbicara soal perdagangan bebas, melainkan soal perdagangan yang adil," tutur Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, AS merupakan mitra dagang Indonesia terbesar ke-4 dan merupakan investor terbesar ke-7 yang menanamkan modalnya di Indonesia sejauh ini.

Tahun lalu, nilai perdagangan dua negara mencapai US$23,4 miliar. Dari nilai itu, Indonesia memang mengalami surplus perdagangan sebesar US$8,8 miliar. Sementara itu, nilai investasi AS tahun lalu mencapai US$1,16 miliar dengan total 540 proyek.


Adapun Wapres Jusuf Kalla mengatakan, konsep America First yang digagas pemerintahan Presiden Donald Trump lebih menitikberatkan pada keseimbangan perdagangan dan investasi antar dua negara atau hubungan yang bersifat bilateral.

Apalagi, Indonesia bukan anggota dari kerja sama multilateral Trans Pacific Partnership (TPP) dan AS juga telah menyatakan keluar dari keanggotaan itu.

Kalla menjelaskan bahwa dialog kerja sama saling menguntungkan antarnegara tersebut diinginkan segera dilaksanakan dalam waktu dekat.

"Mereka lebih inginkan hubungan bersifat bilaeral, tidak bersifat multilateral seperti TPP. Kita akan segera untuk merundingkan starategic partnership khususnya dibidang ekonomi dengan Amerika," tandasnya.

Wapres juga mengatakan hambatan-hambatan perdagangan juga akan dibahas dalam inisiasi itu. "Kita mengekspor palm oil ke AS, sedikit ada masalah saya kita kemukakan masalahnya. Jangan ada pihak-pihak yang ingin menganggap kita dumping soal-soal itu," pungkasnya. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya