BRI Raup Laba Rp6,47 Triliun Sepanjang Kuartal I 2017

Micom
20/4/2017 13:43
BRI Raup Laba Rp6,47 Triliun Sepanjang Kuartal I 2017
(ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mampu mempertahankan kinerja cemerlang di awal 2017. Hingga akhir Maret 2017, BRI mampu meraup laba bersih sebesar Rp6,47 triliun atau meningkat 5,5% jika dibanding dengan laba periode yang sama 2016 yakni sebesar Rp6,1 triliun.

“Kenaikan ini didorong oleh penyaluran kredit yang tumbuh diatas rata-rata industri serta kenaikan fee based income,” kata Direktur Utama BRI Suprajarto dalam konferensi pers paparan kinerja keuangan Triwulan I 2017 di Kantor Pusat Bank BRI, Jakarta, Kamis (20/4).

Sampai dengan akhir Maret 2017, BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp653,1 triliun atau naik 16,4% jika dibandingkan dengan penyaluran kredit di akhir Maret 2016 sebesar Rp561,1 triliun.

Kenaikan penyaluran kredit ini terutama didorong oleh penyaluran kredit di sektor UMKM, tercatat BRI telah menyalurkan kredit senilai Rp471 triliun atau sebesar 72,1% dari keseluruhan portofolio kredit BRI. Dari penyaluran tersebut, kredit mikro masih memegang porsi terbesar dari seluruh segmen kredit BRI, yakni sebesar 33% atau senilai Rp216,1 triliun dari seluruh kredit yang disalurkan.

Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga masih menjadi fokus Bank BRI di tahun ini. Selama tiga bulan di awal tahun ini BRI mampu menyalurkan KUR senilai Rp14,11 triliun kepada lebih dari 763 ribu debitur baru. Dari penyaluran tersebut, 30% di antaranya disalurkan ke sektor produktif.

Target di akhir tahun, BRI mematok minimal 40%n penyaluran KUR kepada sektor produktif sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo. Dengan pencapaian tersebut, apabila dihitung sejak KUR skema baru diluncurkan pada Agustus 2015, secara total BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp99,7 triliun kepada lebih dari 5,6 juta debitur.

Suprajarto menambahkan, dengan pertumbuhan kredit yang signifikan, BRI berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Pada kuartal I 2017 rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross Bank BRI sebesar 2,16% atau turun jika dibandingkan dengan NPL gross kuartal I tahun 2016 sebesar 2,22%.

“Khusus untuk segmen mikro, rasio NPL gross sebesar 1,35% di akhir Maret 2017,” imbuh Suprajarto.

BRI juga meningkatkan NPL coverage menjadi sebesar 181,55% atau naik daripada NPL coverage kuartal I 2016 sebesar 150%.

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) BRI berhasil tumbuh sebesar 11%, dari Rp631,7 triliun di kuartal I 2016 menjadi Rp701,2 triliun di kuartal I 2017. Secara komposisi, dana murah (CASA) masih mendominasi sebesar 56,63% atau naik jika dibandingkan dengan CASA di kuartal I 2016 sebesar 56,54%.

Pertumbuhan ini tidak lepas dari salah satu strategi BRI, yakni implementasi transaction banking dalam rangka pemberian layanan perbankan yang terintegrasi bagi nasabah.

Pertumbuhan laba BRI juga didukung oleh kenaikan fee based income, tercatat sepanjang kuartal I 2017 Bank BRI mampu meraup fee based income senilai Rp2,5 triliun atau naik 29,3% daripada fee based income di kuartal I 2016 senilai Rp2 triliun. Penyumbang fee based income terbesar ialah dari simpanan sebesar 39% dan fee terkait e-banking sebesar 23%.

Secara keseluruhan, fee based income berkontribusi sebesar 9,2% dari total seluruh pendapatan BRI di kuartal I 2017 atau meningkat ketimbang kuartal I 2016 dengan fee based income berkontribusi sebesar 7,8% dari total pendapatan BRI.

Kinerja sepanjang kuartal I 2017 turut mengerek rasio CAR Bank BRI. Pada kuartal I 2017 CAR BRI sebesar 20,86%, atau naik jika dibandingkan dengan CAR kuartal I 2016 sebesar 19,49%. Penguatan CAR tersebut menjadikan BRI memiliki landasan yang kuat untuk tumbuh secara berkelanjutan di masa yang akan datang.

Selain itu, BRI mampu mencatatkan rasio Return on Asset (ROA) sebesar 3,34% dan Return on Equity (ROE) sebesar 18,77%.

Berkaca dari kinerja sepanjang kuartal I 2017, BRI optimis mampu mencapai target yang telah ditetapkan di akhir 2017. Di akhir 2017 Bank BRI menargetkan pencapaian laba bersih tumbuh 3%-5% daripada pencapaian di Desember 2016. Untuk kredit, perseroan menargetkan pertumbuhan antara 12%-14%. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya