Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BADAN Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menggandeng BUMN asuransi asal Tiongkok, China Export and Credit Insurance Corporation (Sinosure) agar dapat semakin meningkatkan dan melancarkan investasi Tiongkok ke Indonesia.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan oleh kedua pihak. Dalam nota kesepahaman tersebut, Sinosure sepakat untuk menjadi lembaga pembiayaan dengan menyalurkan pinjaman atau utang kepada para investor Tiongkok yang serius menanamkan modal ke Indonesia, utamanya ke sektor pembangkit listrik, smelter, dan perkapalan.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Azhar Lubis mengatakan, nantinya penyaluran pinjaman tersebut akan dialirkan kepada investasi langsung asing (Foreign Direct Investment/FDI) dan juga menyediakan fasilitas asuransi kredit bagi perusahaan perdagangan (trading) yang melakukan kegiatan ekspor barang modal, teknologi, dan jasa yang bernilai tambah tinggi.
Azhar mengatakan, melalui kerja sama ini, ia berharap aliran investasi Tiongkok ke Indnesia semakin tinggi. Saat ini, kegiatan penanaman modal dari investor Tiongkok didominasi sektor pembangkit listrik, pengolahan mineral, smelter nikel, bauksit, semen, hingga mulai masuk ke industri baja dan properti.
Nantinya, melalui sinergi ini, baik BKPM dan Sinosure bekerja sama memberikan informasi, bertatap muka dengan klien Sinosure yang akan berinvestasi di Indonesia. Azhar menuturkan, pertemuan bisa dilangsungkan di Indonesia, atau BKPM yang bertolak ke Tiongkok supaya investor potensial bisa mendapat dukungan pendanaan.
"Intinya, kalau ada investor Tiongkok yang serius merealisasikan investasinya di Indonesia, BKPM bisa jadi jembatan ke Sinosure," jelasnya di Jakarta, Selasa (18/4).
Berdasarkan data BKPM, Azhar memaparkan, realisasi investasi Tiongkok di Indonesia dalam kurun waktu dua tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Sepanjang 2015, nilai investasi penanam modal asal Tiongkok ke Indonesia sudah mencapai US$628 juta, kemudian meningkat hampir tiga kali lipat menjadi US$2,6 miliar di 2016.
"Dengan realisasi investasi sebesar itu, Tiongkok yang semula ada di peringkat sembilan (investor terbesar di Indonesia) menjadi peringkat ketiga, setelah Singapura dan Jepang," tambah Azhar.
Sejak akhir Maret 2017, BUMN Asuransi asal Tiongkok tersebut telah mendukung kegiatan ekspor dan investasi dari Tiongkok ke Indonesia dengan total US$9,5 miliar. Termasuk 41 proyek jangka panjang dan menengah, serta 47 proyek investasi.
Sinosure juga sudah memfasilitasi pinjaman sebesar US$5,4 miliar untuk proyek-proyek tersebut, termasuk industri pembangkit listrik, pertambangan, telekomunikasi, transportasi, pertanian, dan real estate.
"Sisanya US$4 miliar untuk FDI," tambah Azhar.
Namun, tidak hanya untuk pengusaha Tiongkok saja, kerja sama ini juga diharapkan dapat menjadi stimulus bagi investor lain untuk merealisasikan komitmen investasi. Azhar mengakui, salah satu kendala dalam realisasi komitmen investasi yakni kesulitan mencari pinjaman.
"Banyak proyek yang sebetulnya mau direalisasikan, tapi susah cari pinjaman, sehingga, nantinya kerja sama seperti ini tidak hany dengan Sinosure, kami juga akan cari rekan lain terutama bank-bank di luar negeri. Tujuannya supaya nilai komitmen investasi US$275 miliar yang belum terealisasi itu bisa terealisasi 1-3 tahun ke depan," pungkas Azhar. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved