Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KEMENTERIAN Perindustrian mencanangkan program Satu Rumah Satu Cangkul untuk memperluas pemasaran cangkul sekaligus meningkatkan produksi industri alat pertanian nonmekanik nasional
Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih menjelaskan untuk program tersebut, Kemenperin pada tahap awal akan bekerja sama dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), dan Transmigrasi untuk mendata beberapa desa. Nantinya, Kemendes akan mendata jumlah rumah di desa tujuan.
"Dulu kami mengira kemampuan IKM kecil hanya bisa memproduksi setelah produksi 75% oleh industri besar, tapi ternyata kalau kita bisa jamin pasokan bahan bakunya, kapasitas kemampuan mereka bisa lebih tinggi karena telah memiliki alat produksi yang lebih tinggi. Tidak ada alasan cangkul diimpor kalau bisa pasokan bahan bakunya dari dalam negeri," jelas Gati di Pasuruan Jawa Timur, Selasa (18/4).
Awal tahun ini empat perusahaan BUMN yaitu PT Boma Bisma Indra (BBI), PT Krakatau Steel, Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan PT Sarinah telah menandatangani perjanjian kerja sama (MoU) untuk menggandeng IKM mengembangkan produk cangkul.
Dalam skema kerja sama tersebut, PT BBI bersama IKM akan memproduksi cangkul dengan proporsi pengerjaan minimal 25% oleh IKM, Krakatau Steel akan memasok bahan baku, dan PPI dan Sarinah akan memasarkan produk tersebut.
“Namun ini bukan aturannya bukan harga mati. Karena sekarang IKm sudah bisa mengerjakan lebih dari 25%,”
Menurut Gati, skema kerja sama ini akan membuat kapasitas IKM produsen komponen cangkul terkerek. Kelak IKM akan didorong untuk mampu memasok cangkul pada program Satu Rumah Satu Cangkul.
"Nanti dari data kebutuhan yang dihimpun Kemendes, KemenBUMN akan mengoordinasikan dananya yang akan diambil dari CSR perusahaan BUMN. Untuk tahap awal pengadaannya ini akan kami fokuskan dulu di Kecamatan Ceper, Jateng," kata Gati.
Saat ini terdapat 12.609 unit usaha IKM alat mesin pertanian dengan kapasitas produksi mencapai 14 juta unit cangkul per tahun.
Gati menambahkan, Kemenkopukm akan membantu strategi pemasarannya. Menurut dia, cangkul yang biasanya digunakan oleh para petani adalah cangkul kelas A dengan kisaran harga Rp 60.000 - Rp 70-100 ribu per unit. Itu adalah kisaran harga cangkul buatan dalam negeri, yang diproduksi oleh PT Boma Bisma Indra (Persero).
Sementara cangkul yang digunakan oleh infrastruktur yaitu tipe level B karena lebih ringan. Adapun Permintaan cangkul sendiri untuk sektor petani 3 juta per tahun, sedangkan permintaan dari sektor infrastruktur 7 juta per tahun.
Dengan asumsi target sasaran program ada 17,7 juta penerima, maka dana yang dibutuhkan untuk program "Satu Rumah Satu Cangkul" ini mencapai Rp 1,23 triliun. Angka 17,7 juta adalah jumlah rumah tangga pertanian subsektor tanaman pangan berdasarkan Sensus Tani 2013 oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Direktur PT Perusahaan Dagang Inndonesia PPI (persero) Trisilo Ari Setiawan mengatakan pihaknya sedang melakukan beberapa strategi untuk mensurvey tingkat penerimaan masyarakat atas cangkul klasifikasi B. Cangkul tersebut terbuat dari bahan baku SS400 denganntingkat kekerasan 30. Cangkul tersebut dijual dengan kisaran Rp 30-40 ribu per unit. Adapun cangkul kelas C terbuat dari bahan baku SPHC dengan tingkat kekerasan 20 dengna kisaran harga Rp15 ribu-Rp20 ribu.
“Pasar publik terus kita tuju. Produk cangkul kelas B dan C nantinya lepas ke IKM saat kapasitas mereka sudah memadai. Kami dan krakatau steel akan konsisten di level A yaitu yang terbuat dari Pilate. Sehingga produk tidak hanya milik BUMN namun IKM. kenyataannya mereka punya produk tempa dan lebur,” tukas Trisilo. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved