Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
WAKIL Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan sekitar 50% kebutuhan minyak untuk skala nasional masih harus impor.
"Kebutuhan energi nasional dari sektor minyak bumi saat ini mencapai 1,6 juta barel per hari, sementara produksi nasional minyak bumi Indonesia hanya sekitar 800 ribu barel per hari," kata Arcandra dikutip dari Antara, kemarin (Minggu, 16/4).
Lebih lanjut ia menjelaskan, artinya ada sekitar 800 ribu barel atau setengah dari kebutuhan minyak Indonesia yang harus disediakan pemerintah melalui keran impor.
Karena itu, isu ketahanan energi nasional menjadi fokus pemerintah dalam upaya mewujudkan kemandirian energi seperti yang tertuang dalam program Nawa Cita.
Hal tersebut juga sempat disinggung Wakil Menteri ESDM ketika meresmikan beroperasinya tangki penyimpanan BBM milik PT Oiltanking Karimun di Teluk Lekup, Kecamatan Meral Barat, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.
Menurutnya, upaya mewujudkan ketahanan energi nasional menjadi tantangan yang harus disikapi dan dicarikan solusi penanganannya. "Ketersediaan energi tantangan kita. Kalau berharap produksi dalam negeri, itu selalu turun," kata Arcandra.
Menurut Arcandra, pembangunan tangki penyimpanan BBM merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan ketahanan energi nasional. "Dengan ini kita berharap ketahanan energi kita bisa ditingkatkan lagi agar kebutuhan di dalam negeri terutama oil product, BBM, bisa kita penuhi," ujarnya.
Jumlah kebutuhan oil product Indonesia sebesar 68-70 juta kiloliter per tahun. Jumlah tersebut sama dengan 250 ribu kiloliter kebutuhan minyak dalam sehari.
Dengan kapasitas total sebanyak 730 ribu kiloliter, beroperasinya tangki penyimpanan PT Oil-tanking Karimun sama dengan penambahan tiga hari kebutuhan BBM di dalam negeri.
"Kalau kita bagi ya, kebutuhan kita 68 juta (kiloliter) kita bagi 365 hari, itu sekitar 250 ribu-300 ribu kiloliter per hari. Kalau ini 730 (kiloliter) dibagi 250 (kiloliter), sekitar tiga hari penambahan ca-dangan kita di seluruh Indonesia," tutur Arcandra.
Star Energy
Masih berkaitan dengan kebutuhan energi, Star Energy menjadi pengelola pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terbesar di Indonesia pascaakuisisi dua aset Chevron Corporation yakni PLTP Gunung Salak dan Darajat di Jawa Barat.
Data Kementerian ESDM yang dikutip di Jakarta, kemarin, menunjukkan PLTP Gunung Salak memiliki kapasitas 377 Mw dan PLTP Darajat sebesar 270 Mw.
Star Energy, perusahaan afilisasi PT Barito Pacific Tbk, sebelumnya sudah mengelola PLTP Wayang Windu dengan kapasitas 287 Mw. Dengan demikian, setelah mengelola PLTP Gunung Salak, Darajat, dan Wayang Windu, total kapasitas PLTP yang dikelola perusahaan itu menjadi 934 Mw atau terbesar di Indonesia.
Untuk diketahui, konsorsium Star Energy pada 31 Maret 2017 telah menyelesaikan pembelian dua aset PLTP Chevron, yakni Gunung Salak dan Darajat. Sementara itu, untuk aset panas bumi Chevron di Filipina paling lambat tuntas pada akhir 2017.
Pada 22 Desember 2016, Konsorsium Star Energy dan Chevron meneken <>share sale and purchase agreement untuk dua aset di Indonesia dan satu aset di Filipina tersebut.(Ant/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved