PERBAIKAN infrastruktur, promosi, dan peningkatan kualitas produk wisata menjadi kunci mengalirnya wisatawan mancanegara ke Indonesia. Target 20 juta wisman pada 2019 pun bukan mustahil dicapai. Akan tetapi, pemeliharaan lingkungan harus tetap diutamakan melalui eksklusivitas wisata alam. Harapan-harapan itu dikemukakan Presiden Joko Widodo saat menanti matahari terbit pertama kali pada 2016 di Dermaga Pantai Waiwo, Raja Ampat, kemarin. Soal infrastruktur, ia mencontohkan kawasan wisata alam Raja Ampat, Papua Barat. Menurut dia, setidaknya ada tiga jenis infrastruktur yang masih harus dibangun untuk mempermudah akses kedatangan wisman, yakni bandara dengan perpanjangan runway, terminal yang memadai, dan dermaga beserta kapalnya.
"Kapal diperlukan untuk akses antarpulau. Kalau tidak ada, mahal sekali," ucap Jokowi, seperti dikutip dari keterangan pers Anggota Tim Komunikasi Presiden Sukardi Rinakit. Hal itu ia pahami dari rangkaian kunjungan kerja akhir 2015 ke sejumlah destinasi wisata unggulan, seperti Labuan Bajo, NTT, dan Raja Ampat, Papua Barat. Ia pun optimistis dalam 2 hingga 3 tahun mendatang, target 20 juta wisatawan dapat terwujud. "Destinasi sebagus ini kita punya banyak. Kalau kita tidak dapat 20 juta (wisman), kebangetan. Negara tetangga (sudah bisa meraih) 24-27 juta (wisman)," ucap Presiden.
Berdasarkan data Kementerian Pariwisata, saat Indonesia mencapai angka kunjungan wisman 9,4 juta pada 2014, negara ASEAN lain seperti Malaysia sudah kedatangan 27,4 juta, Thailand 24,8 juta, dan Singapura 15,1 juta orang. Pada 2014, Tiongkok berhasil mendatangkan 129,1 juta wisman. Berdasarkan jenis, produk utama pariwisata Indonesia berupa wisata alam (35%), wisata budaya (60%), dan wisata buatan (5%). Bukan tanpa alasan Jokowi menargetkan jumlah itu. Objek wisata alam yang dimiliki Indonesia, kata dia, sangat unik. Ia mencontohkan Labuan Bajo. "Alamnya khas, hutannya tidak banyak, tapi vegetasinya unik. Dunia mana ada yang punya komodo? Di sekitarnya bisa untuk diving dan snorkeling," terang dia.
Pendukung Masih ada sejumlah unsur pendukung lain yang juga harus dibenahi dalam mencapai target kunjungan wisman itu. Presiden mencontohkannya dengan sektor promosi dan keputusan wilayah yang menjadi unggulan wisata itu. "Juga perbaikan produk (objek wisata) itu sendiri," imbuh Jokowi. Terkait hal itu pula, ia mendorong pemeliharaan terhadap lingkungan objek wisata Indonesia yang banyak berbasis alam itu. Caranya, pembatasan kunjungan wisatawan hingga menjadikan objek wisata tertentu menjadi eksklusif.
Salah satunya, Presiden telah meminta Menteri Pariwisata Arief Yahya menerapkan itu di Raja Ampat. Kementerian Pariwisata sebelumnya mendapat target kunjungan wisman pada 2019 sebanyak 20 juta orang. Sebagai perbandingan, rekor resmi kunjungan wisman ke Indonesia tertinggi sebelumnya ialah pada 2014, yakni 9,4 juta orang atau meningkat 7,2% dari tahun sebelumnya. (X-7