Amran Minta Harga Beras Premium Ditekan

Jessica Sihite
13/4/2017 14:41
Amran Minta Harga Beras Premium Ditekan
(ANTARA)

MENTERI Pertanian Amran Sulaeman meminta harga beras premium ditekan. Pasalnya, dia melihat ada disparitas harga beras premium dan medium yang begitu besar, padahal varietasnya sama.

"Sesungguhnya bahan bakunya sama. Makanya, kami katakan disparitasnya jangan terlalu jauh. Aku minta yang tinggi itu ditekan," ucap Amran di Pasar Induk Beras (PIB) Cipinang, Jakarta, Kamis (13/4).

Menurutnya, 90% beras yang ada berjenis IR 64. Namun, proses penggilingan dan pengemasan yang membuat harga beras bervariasi terlalu jauh.

Dia menyebut harga beras medium di PIB Cipinang berkisar Rp7.700-Rp7.900 per kilogram (kg). Sementara harga beras premium dengan varietas yang sama dengan beras medium mencapai Rp10 ribu-Rp11 ribu per kg.

"Setelah prossesing ini namanya keluar berbeda-beda. Ada premium 1, premium 2, tapi ini bahan bakunya sama," kata dia.

Kendati berharap pedagang bisa menurunkan harga beras premium, Amran mengatakan pihaknya masih berfokus menjaga harga beras medium stabil. Harga beras medium saat ini, klaimnya, menguntungkan konsumen dan petani.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso menjelaskan perbedaan harga beras dengan varietas yang sama disebabkan oleh bedanya perlakuan dari tingkat petani. Beras dibuat menjadi jenis premium sejak penanaman hingga pengemasan yang lebih baik ketimbang beras medium.

"Dari awal perlakuannya sudah berbeda. Pemeliharaan padi juga bagus, sehingga tidak ada hama dan tidak kena bencana. Pengeringan dan penggilingannya pun juga memakai alat lebih baik, jadi hasilnya bagus," paparnya kepada Media Indonesia.

Karena perbedaan perlakuan, biaya produksi beras premium pun lebih tinggi ketimbang beras medium.

"Petani juga tidak mau jual murah untuk hasil yang bagus itu," cetus Sutarto.

Dia pun melihat varietas beras di Indonesia sebenarnya sangat beragam. Beras di Pulau Jawa bisa jadi tidak sama dengan yang di Kalimantan. Apalagi, bila di daerah terdapat beras lokal, Sutarto menilai harga pasti sulit disamakan. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya