Harga Cabai Sudah Turun, Minyak Goreng dan Gula Masih Tinggi

Jessica Sihite
13/4/2017 13:30
Harga Cabai Sudah Turun, Minyak Goreng dan Gula Masih Tinggi
(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

HARGA seluruh jenis cabai di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur terpantau sudah mulai turun. Penurunan tersebut mulai terjadi dalam dua pekan terakhir ini.

Salah satu pedagang di Pasar Rawamangun, Murni, 63, menyebut harga cabai merah keriting saat ini sebesar Rp22 ribu per kilogram (kg). Harga itu sudah turun dari Rp25 ribu per kg. Sementara harga cabai rawit merah tercatat yang paling besar penurunannya hingga 100%, yakni dari Rp120 ribu per kg menjadi Rp60 ribu per kg.

"Harga cabai sudah mulai turun sudah dua mingguan ini. Dulu, dalam waktu 7-10 hari harganya naik nggak kira-kira. Bisa dua kali lipat naiknya," ucap Murni, Kamis (13/4).

Dia menilai kenaikan harga cabai yang terjadi sejak awal tahun tersebut disebabkan oleh ulah para tengkulak. Pasokan dari petani diborong oleh para tengkulak dan disimpan, tidak didistribusikan ke pasar-pasar induk. Karena itu, pasokan hingga pasar eceran sangat menipis.

"Pasokan ke pasar induk ditahan mereka, padahal tahu kan ekonomi juga lagi susah," tukas Murni.

Namun demikian, penurunan harga cabai tidak diikuti oleh harga minyak goreng dan gula. Di Pasar Rawamangun, harga minyak goreng curah justru naik dari Rp25 ribu per dua liter atau Rp12.500 per liter menjadi Rp27 ribu per dua liter atau Rp13.500 per liter. Kenaikan harga minyak goreng itu pun dirasa pedagang bisa kembali terjadi menjelang masa puasa dan Lebaran.

"Dulu pedagang bisa ambil untung Rp2 ribu-Rp3 ribu. Sekarang paling hanya seribu rupiah," ujar Novi, pedagang lain di Pasar Rawamangun.

Padahal Kementerian Perdagangan sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah sebesar Rp10.500 per liter dan gula Rp12.500 per kilogram (kg). Namun, Novi mengatakan harga gula yang ditawarkan oleh Perum Bulog melebihi HET, yakni Rp13 ribu per kg. Karena itu, dirinya tidak bisa menjual sesuai HET.

"Gula dari Bulog kemarin ditawarkan ini Rp13 ribu per kg. Barangnya jelek. Masih bagus gula kuning. Kualitasnya lebih bagus," imbuh Novi.

Menanggapi harga dua komoditas yang belum turun tersebut, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai perlu ada waktu untuk penyesuaian.

Pasalnya, implementasi HET gula pasir dan harga minyak goreng curah itu baru berlaku pada 10 April yang lalu dimulai dari ritel modern. Dengan begitu, ritel modern diharapkan akan menjadi patokan harga (price leader) untuk minyak goreng kemasan sederhana, gula, dan daging beku yang dipatok maksimal Rp80 ribu per kg.

"Nanti akan ada keseimbangan baru, yaitu gula-gula yang kualitasnya lebih rendah akan turun. Lama-lama nggak laku akan jadi air," pungkas Enggar. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya