Tagih Janji Investasi, Menteri Susi Melawat ke Jepang

Jessica Sihite
11/4/2017 15:09
Tagih Janji Investasi, Menteri Susi Melawat ke Jepang
(MI/Rommy Pujianto)

MENTERI Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menagih janji Jepang untuk berinvestasi di sektor kelautan dan perikanan. Untuk itu, dirinya pun melakukan kunjungan kerja ke Negeri Sakura tersebut.

Kunjungan Susi sejak akhir pekan lalu hingga saat ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada 15 Januari 2017 lalu, yang menyepakati peningkatan kerja sama Indonesia dengan Jepang dalam beberapa sektor termasuk kelautan dan perikanan.

Pada kunjungan hari pertama, Susi bertemu Presiden Japan International Cooperation Agency (JICA) Sinichi Kitaoka. Kedua belah pihak membahas persoalan kelautan dan perikanan Indonesia dan Jepang yang kebetulan memiliki persamaan.

“Kita datang ke sini untuk tagih janji PM Abe untuk kerja sama di bidang perikanan. Kita juga datang dengan menawarkan beberapa bidang kerja sama yang akan saling menguntungkan,” ungkap Susi dalam keterangan resmi, Selasa (11/4).

Susi beranggapan modernisasi industri perikanan Indonesia telah membuka peluang peningkatan kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan JICA.

Ia meminta dukungan JICA di pembangunan infrastruktur kelautan dan perikanan untuk pengembangan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di kawasan perbatasan dan pulau-pulau terluar Indonesia, antara lain Sabang, Natuna dan Morotai.

Pendiri Susi Air itu juga mengungkapkan investasi Jepang di Indonesia sudah ada di beberapa wilayah, seperti di Sabang. Namun, saat ini, perusahaan Jepang rencananya akan membangun aqua culture di Aceh.

Menurutnya, investasi di sektor perikanan tidak memerlukan biaya yang besar sehingga bisa dilakukan dengan waktu yang cukup singkat.

"Investasi perikanan itu kecil, tidak perlu besar, bukan big money investment. Bikin pabrik kapasitas 30 ton per hari itu paling Rp10 miliar-Rp30 miliar saja," jelasnya.

Selain itu, Susi menawarkan kerjasama dalam peningkatan kapasitas pengujian mutu dan keamanan produk perikanan guna mewujudkan laboratorium uji standar BKIPM (BUSKI) menjadi laboratorium referensi internasional sesuai standar OIE, termasuk pengujian marine biotoxin dan pelatihan inspektur perikanan untuk commercial sterilization of fishery processing technology.

Untuk peningkatan tata kelola kelautan dan perikanan juga dibicarakan kerjasama di bidang perbenihan, pakan ikan, pembesaran ikan, pengolahan, manajemen pelabuhan perikanan, fish market, logistik, packaging, branding, statistik, cold chain system, dan peran koperasi.

“Kita menawarkan kepada JICA agar bisa masuk membangun industri perikanan Indonesia. Kita tahu Jepang selama ini merupakan pasar seafood terbesar Indonesia. Jepang butuh pasokan untuk makanan laut di negaranya. Nah, kita akan coba untuk suplai itu,” tambah Susi.

Kunjungan kerja Susi di Jepang rencananya akan berlangsung hingga 15 April 2017. Dalam kunjungan tersebut, rencananya dia akan bertemu Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, Menteri Pertahanan Jepang, dan pejabat pemerintah Jepang lainnya.

Susi juga akan bertemu dengan Coast Guard Jepang, Para Pengusaha Perusahaan Besar di Jepang, diaspora Indonesia di Jepang serta mengunjungi perusahaan perikanan, pelabuhan perikanan dan pada ikan di Jepang dalam rangka mempelajari pengelolaan dan cold chain system juga riset budidaya perikanan, galangan kapal, radio komunikasi, koperasi perikanan, pelelangan dan pasar ikan tuna serta pusat pengelolaan data dan informasi Jepang. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya