Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PARA importir daging diminta menggunakan jatah impor mereka pada Mei dan Juni mendatang. Hal itu bertujuan mengantisipasi kekurangan stok dan lonjakan harga pada saat Hari Raya Idul Fitri.
Berdasarkan prognosis yang dilakukan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, kebutuhan pada April hingga Juni mencapai 64.552 ton yang akan dipenuhi dari sapi bakalan siap potong sebanyak 168.664 ekor yang setara dengan 33.560 ton daging. Selain itu, dari penyediaan daging impor sebanyak 14.665 ton daging sapi dan penyediaan daging kerbau 44.800 ton
Berdasarkan hasil perhitungan itu, jika diasumsikan kenaikan kebutuhan pada saat hari raya sebesar 10%, terdapat surplus 28.473 ton. Namun, bila diasumsikan kenaikan kebutuhan 20%, masih terdapat kekurangan sebesar 26.202 ton.
"Melihat kondisi tersebut, diharapkan ada keseriusan dan komitmen dari seluruh stakeholder untuk dapat menjaga pasokan daging sapi selama tiga bulan mendatang, yaitu April sampai dengan Juni 2017," ujar Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) I Ketut Diarmita di Jakarta, pekan lalu.
Sebagai upaya memenuhi ketersediaan daging sapi dan kerbau tersebut, Ditjen PKH meminta komitmen para pelaku usaha. Para pelaku usaha importir daging diminta merealisasikan perizinan impor (PI) pada Mei dan Juni untuk menjamin pasokan dan stabilisasi harga dengan mengisi tabel realisasi impor.
Selain itu, para pelaku usaha feedloter diminat untuk melakukan pemotongan stok sapi bakalan pada Mei dan Juni untuk menjamin pasokan dan stabilisasi harga. Para pelaku usaha importir daging untuk melakukan operasi pasar pada saat bulan puasa dan Lebaran di pasar-pasar tradisional yang telah diusulkan dalam surat pernyataan saat mengajukan rekomendasi.
"Kita harapkan masyarakat dapat menjalankan ibadah puasa dan merayakan Hari Raya Lebaran dengan tenang," jelas I Ketut Diarmita.
Di tempat terpisah, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan periode menjelang puasa dan Lebaran menjadi tantangan selanjutnya bagi pemerintah untuk mengatasi inflasi agar tidak terlampau tinggi.
"Kita masih punya tantangan Lebaran dan juga di harga minyak internasional, bagaimana dampaknya kepada inflasi di Indonesia," kata Mirza.
BI mengharapkan ada upaya untuk menjaga stabilitas harga pangan menjelang puasa dan Lebaran. Biasanya harga-harga dalam periode tersebut mengalami kenaikan cukup signifikan. "Deflasi Maret ini dalam masa panen, tapi dari deflasi satu bulan ini tidak bisa kemudian menjadi santai karena ini baru tiga bulan pertama," kata Mirza.
Deflasi itu terjadi karena adanya penurunan harga bahan makanan seperti cabai merah, beras, cabai rawit, ikan segar, telur ayam ras, dan bawang putih. (Dro/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved