Harga Minyak Picu Asing Masuk

Dero Iqbal Mahendra
10/4/2017 09:34
Harga Minyak Picu Asing Masuk
(AP/Hasan Jamali)

TREN penguatan harga minyak mentah dunia menjadi salah satu faktor yang memicu aliran dana investor asing masuk (capital inflow) ke pasar modal sehingga mendorong indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Selain faktor fundamental ekonomi Indonesia yang kuat, investor asing juga memperhatikan sentimen global, yakni harga minyak mentah dunia yang cenderung bergerak menguat," ujar analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo di Jakarta, akhir pekan lalu.

Harga minyak yang menguat akan mendorong komoditas lainnya seperti batu bara dan nikel meningkat. Situasi itu dinilai investor sebagai sinyal perbaikan bagi ekonomi global, termasuk Indonesia.

"Ekonomi global yang membaik maka saham-saham di bursa Amerika Serikat akan menguat yang akhirnya berimbas positif bagi kinerja saham di kawasan Asia, termasuk IHSG. Situasi itu yang diantisipasi investor asing sehingga dalam beberapa hari terakhir ini mereka terus mengalirkan dana mereka ke pasar saham domestik," paparnya.

Di sisi lain, lanjut Lucky Bayu, harga komoditas yang meningkat juga dampaknya akan bagus bagi fiskal Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor komoditas.

Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan, membaiknya harga komoditas juga bisa berdampak positif pada sektor lainnya. "Mulai dari investasi, dan juga fiskal, sehingga belanja negara menjadi lebih baik," katanya.

Harga minyak jenis WTI crude pada akhir pekan lalu menguat 0,89% menjadi US$52,16 barel, dan brent crude naik 0,69% menjadi US$55,27 per barel. Data BEI mencatat sejak awal tahun hingga 7 April 2017 investor asing membukukan beli bersih Rp11,350 triliun.

Capital inflow
Bank Indonesia (BI) mencatat arus modal asing yang masuk ke pasar finansial dalam negeri (capital inflow) sejak Januari hingga awal April 2017 mencapai Rp79,1 triliun.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan di antara negara emerging market, stabilitas ekonomi Indonesia sangat terjaga sehingga mampu menarik modal asing. Hal itu justru berkebalikan di beberapa emerging market lainnya.

Di Afrika Selatan, justru terjadi tekanan dan arus dana keluar. Hal itu menyusul pergantian menteri keuangan Afrika Selatan yang dilakukan secara mendadak. Tekanan pasar keuangan juga dialami Turki dan Meksiko. Bank Sentral Meksiko sampai harus menaikkan suku bunga acuan mereka untuk mencegah arus dana keluar dan mengendalikan inflasi.

Untuk Indonesia modal asing masuk cukup deras, terutama untuk surat berharga negara (SBN) yang sudah meraup Rp62,1 triliun. Kemudian, modal asing masuk ke pasar saham sebesar Rp9,7 triliun, ke instrumen BI baik sertifikat BI (SBI) maupun sertifikat deposit BI (SDBO) Rp5,7 triliun, dan obligasi korporasi sebesar Rp1,5 triliun.

Kepala Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri mengatakan dampak perintah eksekutif Trump tidak akan terlalu mengganggu Indonesia. Yang patut diwaspadai ialah dampak tidak langsung. (Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya